Tinggalkan jejak anda melalui komentar

Jumat, 21 Oktober 2011

Harmonisasi Cinta

PERPISAHAN DAN PERKENALAN
                Mengemas semua barang yang ada di kamar dan melakukan perpisahan. Sungguh rasanya aku masih ingin di tempat ini, tempat di mana aku berdiri dan kota tempat aku dibesarkan. Kuliah di luar kota memang pilihanku, namun ini masih terasa berat. Berpisah dengan mama dan papa, teman-teman dan suasana kota Surabaya ini. Yogyakarta memang bukan kota asing bagiku, di sana banyak sekali saudara dan tempat di mana aku lahir. Tetapi aku pasti akan tetap menemukan teman-teman baru yang sama sekali belum pernah kukenal.
                Dengan nada sedikit teriak mama memanggilku, “Digo, cepat turun sebentar lagi kita berangkat”. “ya ma, aku sudah mau turun kog” jawabku sambil merapikan sedikit barang yang masih tercecer. Kuturuni satu persatu anak tangga sambil menenteng koper dan menggendong tas ransel yang selalu menemaniku jika pergi. Di ruang tengah sudah berkumpul semua keluargaku dan teman-temanku. Aku tahu aku anak laki-laki yang sudah berumur 18 tahun, tetapi melihat mereka semua di sini aku jadi ingin menangis. Dee temanku yang terdekat yang akan paling aku kangeni diantara semua temanku.
                Perpisahan sudah usai, aku segera berangkat menuju stasiun bersama papa, mama, dan Jessy adikku. Dee dan teman-temanku yang lain tidak ikut mengantarku sampai stasiun. Di dalam mobil Jessy tak henti-hentinya mencegahku supaya tidak pergi, aku hanya bilang kalau aku akan kembali dan dia bisa mengunjungiku untuk menenangkannya. Jessy adikku satu-satunya, dia yang sering menghiburku jika sedang sedih. Bagiku anak umur 14 tahun ini sangat manis bagiku, senyum tulusnya selalu membangkitkan semangatku. Hanya saja mulai hari ini aku tak bisa melihatnya setiap hari di hadapanku. Tetap semangat ya malaikat manisku, kakakmu juga akan merindukanmu.
                Kereta sudah siap di jalurnya, aku segera naik ke dalam kereta. Tapi sebelumnya aku melakukan perpisahan terlebih dahulu dengan keluargaku ini. “Papa dan mama yang selalu ada di saat apapun, Jessy yang manis terima kasih untuk semuanya. Mulai hari ini aku akan membuat kalian bahagia dan bangga. Aku berangkat, jaga diri kalian” dengan perasaan yang sedikit sedih aku mengucapkan perpisahan dengan mereka. “Kakak, sering telfon aku ya. Aku pasti akan kangen sama kejahilan kakak. Da..da..”. “Go, kamu baik-baik disana ya. Mama akan merindukan kamu”.”Papa hanya mau bilang jaga sikapmu ya” mereka satu-persatu mengucapkan salam perpisahan. “ok, aku berangkat”.
                Di dalam kereta aku hanya mendengarkan lagu dan sesekali tertidur. Tak terasa 5 jam perjalanan telah aku lewati, kini aku sudah tiba di stasiun Tugu Yogyakarta dan aku siap merasakan hal baru di sini. Aku dijemput oleh Ben sepupuku dengan menggunakan mobil sedan miliknya. Ben juga berkuliah di tempat yang sama denganku hanya saja ia sudah semester 5. Sepanjang perjalanan ke rumah Pakde Iwan yang juga ayah Ben aku menikmati pemandangan kota Jogja. Dari kali code, tugu Jogja dan sekitar jalan-jalan yang aku lewati.
                Aku hanya akan tinggal beberapa hari di rumah pakde Iwan, setelah itu aku tinggal di tempat kos yang tidak terlalu jauh dari sini. Baru sehari menginjakkan kaki di Jogja aku sudah merasa nyaman, suasana damai dan udaranya yang sejuk. Ditambah kehangatan keluarga di sini, semakin membuat ku nyaman. Budhe Dewi memasakkan makan siang untuk kami semua, walau bukan makanan yang mewah namun rasanya sangat lezat dan dapat menambah nafsu makan.
*
                Sudah tiga hari aku berada di Jogja, besok waktunya aku masuk kuliah dan menjalankan OSPEK. Menjadi mahasiswa baru di jurusan sastra Jerman adalah hal yang sudah aku idamkan sejak lama. Hari ini aku sudah mulai tinggal di tempat kos karena lebih dekat untuk pergi ke kampus. Beberapa hari ini Ben mengajakku keliling kota Jogja, itu cukup membantu menghafalkan jalan-jalan di kota Jogja ini. Kos-kosan yang terletak di jalan Kaliurang ini begitu nyaman, walau fasilitasnya tidak terlalu lengkap namun ini sudah cukup bagi orang sepertiku.
                Persis di sebelah kamar kosku adalah kos-kosan cewek, jadi kadang aku bisa mendengar suara penghuninya. Kadang ada yang tertawa lepas, kadang ada suara seperti orang bertengkar. Ini juga membuatku semakin nyaman tinggal di sini. Makanan yang tersedia di sekitar sini juga sangat banyak dan sesuai dengan kantong mahasiswa, jadi tidak perlu jauh-jauh untuk mengisi perut.
                Karena nggak punya kerjaan di kosan, aku pergi mengelilingi perumahan tempat kosku. Ternyata tak jauh dari kosku ada sebuah taman yang tak begitu bagus tapi menarik perhatianku. Anak-anak kecil banyak yang bermain dan berlari-lari di taman ini. Di dekat pohon mangga di pojok taman itu ada sosok cewek yang menarik perhatianku. Senyumnya sangat kalem dan tulus, ia sepertinya sedang berbicara dengan seorang anak kecil. Anak itu juga tampak senang berbicara dengan cewek itu.
                Tak terasa sudah lama aku duduk di taman ini dan memperhatikan cewek itu. Sekarang waktunya aku pulang ke kosan. Masih terbayang jelas wajah cewek itu, dengan senyumnya yang manis. Tapi tak sempat kutanyakan siapa namanya. Semoga besok aku bisa bertemu dengannya lagi. Sekarang watunya aku mempersiapkan untuk besok.
*
                Senior yang sedang berdiri di depan itu terus memandangi kami, tugas demi tugas diberikan. Badanku sangat lelah, setiap hari pulang malam dan ini harus kulakukan tiga hari. Untung saja ini adalah hari terakhirku menjalanai OSPEK ini. Gadis cantik yang aku temui beberapa hari lalu di taman tiba-tiba muncul di hadapanku. Sungguh wajahnya sangat cantik, tak kusangka ia juga berkuliah di tempat ini.
                Sore ini setelah acara penutupan OSPEK aku tidak langsung pulang, aku pergi berjalan-jalan dengan teman-teman baruku. Kami jalan-jalan berkeliling kota Jogja ini dan sambil ku ingat jalan di sini. Di tengah jalan-jalan ku aku bertemu lagi dengan gadis itu, ia juga sedang pergi dengan temannya. Temanku ada yang kenal dengan teman gadis itu dan kami bergabung dengan mereka. Aku hanya diam malu-malu sambil memperhatikan wajahnya. Teman-teman ku yang sedang mengobrol asik tidak membuatku berhenti memperhatikannya.
                Beberapa kali mata ku bertemu dengan matanya, dan beberapa kali aku mengalihkan pandangan agar dia tak tahu bahwa aku sedang memperhatikannya. Malam semakin larut dan aku pulang ke kos ku, tiba-tiba temanku menyuruh gadis itu untuk pulang bersama ku katanya tempat kosnya dekat dengan ku. Jantung ku berdegup kencang sekali, aku senang kalau bisa mengantar dia, tetapi aku canggung.
                Akhirnya kesepian terjadi di atas motor ku, aku ingin mencoba untuk mengajak bicara tapi apa yang harus aku katakan. “kos ku gang depan belok kiri ya, nanti diturunin di depan gang aja.” Gadis itu berkata. “ow, ya aku antar sampai kos lah, kamu kan cewek.” Kataku dengan sedikit gemetar. “udah nggak papa kog, dari gang situ udah deket, kan kos mu masih lurus biar ga usah balik” katanya lagi. “ aku kan juga pingin tau kos mu di mana” tanpa kusadari kata-kata itu keluar dari mulutku. “ya udah deh, nah ini kiri”. Sambil membuka helm aku bertanya “ini kos mu ya, dekat ya ternyata, eh ia kita kan belum kenalan”. “ia ya, nama ku Sania Katrina Utami panggil aja Sani , kalau kamu?” kenal Sani. “aku Adigo Christian Pratama panggil aja Digo atau Igo.” Kenalku. “aku pulang ya. Selamat malam.” Kataku. “hati-hati ya, selamat malam juga, terima kasih sudah diantar” teriak Sani.
                Begitu sampai di kasur ku aku tak bisa tidur, aku terus memikirkan Sani. Wajahnya hari ini dan apa yang kita lakukan hari ini. sungguh hari yang indah, dan menjadi awal perkenalanku dengan Sani. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar