Tinggalkan jejak anda melalui komentar

Jumat, 04 Mei 2012

Secret Prince

Pagi ini udara Jogja sangat dingin, tetapi itu tak membuat aku malas untuk bangun. Aku berpikir hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan, karena sekolahku hanya berisi angkatanku saja. Tak banyak berpikir lagi, aku segera memulai aktivitasku pagi hari. Mulai dari berdoa pagi, baca renungan, dan menata buku. Setelah di rasa tidak ada yang kurang, baru aku keluar dari kamar. Kegiatanku selanjutnya adalah makan pagi, aku memang lebih suka untuk makan dulu baru mandi. Setelah makan, aku mengambil baju yang akan ku pakai pada hari ini. Kemudian menuju kamar mandi.
Aku sudah siap sekarang, dengan baju batik yang selalu kupakai pada hari Jum'at aku siap ke sekolah. Setiap hari aku berangkat naik sepeda motor. Meskipun pagi ini langit sedang mendung, tetapi aku masih tetap semangat. Aku menyusuri setiap jalan yang akan membawaku ke sekolah, dan menikmati perjalanan yang hanya kurang lebih lima belas menit ini.
Kira-kira hampir pukul tujuh aku tiba di sekolahku tercinta, di perjalanan pikiranku tak bisa berhenti memikirkan seseorang. Dan saat aku turun di depan gerbang sekolah, aku sangat beruntung. Dia orang yang kupikirkan juga baru saja datang dengan motornya. Aku berlari masuk ke dalam agar tak kehilangan jejaknya, namun aku tak dapat melihatnya lagi setelah ia berjalan masuk menuju kelasnya.
Kunaiki tangga dengan langkah besar, berharap dapat melihatnya dari atas. Namun tetap saja tak bisa kulihat lagi. Tetapi aku tetap senang, karena pagi ini aku bisa melihatnya. Aku berlajan masuk ke dalam kelas sambil tersenyum. Setelah menaruh tas di bangku ku, aku menghampiri temanku yang berada di luar. Aku memandang ke arah pohon beringin di sekolahku masih dengan senyum di bibirku. Kelasku yang berada di atas semakin membuat aku merasakan hawa dingin pagi ini. Aku sesekali melirik ke arah kelasnya yang ada di bawah, namun tak ku dapatinya.
"Kamu kenapa kok senyum-senyum" tanya temanku heran.
"Aku nggak papa" jawabku masih dengan senyum.
"Kalau kamu nggak papa, tapi senyum-senyum orang malah aneh lihatnya. tar dikira kamu gila lo"
"Alasan kenapa aku tersenyum hanya aku yang tahu, dan mungkin dia"
"dan juga Tuhan" kata temanku menambahi jawabanku.
"Biarkan apa yang aku rasakan hanya menjadi rahasiaku saja" Kataku, kemudian masuk ke kelas.

Ini bukan perasaan suka, hanya sebatas ingin mengenalnya lebih dekat. Setelah sering bertemu untuk beberapa saat.