Tinggalkan jejak anda melalui komentar

Sabtu, 21 Januari 2012

Harmonisasi Cinta

Repertoar Tak Berjudul

Sudah beberapa hari ini aku membantu Sani mengajar, anak-anak yang sekolah di sana sangat lucu-lucu. Banyak hal yang aku dapat saat mengajar di sana, anak-anak dengan berbagai macam kepribadian mampu membuat ku berinstropeksi tentang diriku. mereka benar-benar mengajariku arti kehidupan. Hari ini aku kembali menemani Sani mengajar, begitu sampai di tempat aku dan Sani langsung disambut teriakan anak-anak yang lucu itu. Aku mulai mengajar bahasa Inggris, mereka sangat senang hari ini. Sepertinya mereka tidak pernah kehabisan semangat dalam menjalani hidup. Sekarang hal ini menjadi aktivitas sehari-hari ku selain pergi ke kampus.
Jadwal mengajar ku hari ini sudah selesai, aku dan Sani segera menuju ke kampus agar tidak terlambat. Sekarang Sani sudah terbiasa pulang pergi kampus bersama ku, tak ada lagi kata canggung saat di atas motor ku. Hubungan ku dengan Sani semakin hari semakin dekat, dan sepertinya Sani menikmati itu. 
"San, udah sampai kampus nih, nanti kamu selesai kampus jam berapa?" tanya ku setelah sampai di parkiran kampus.
"ehm, makasih ya. kayaknya aku sampai sore, jadi nggak usah nungguin aku. kamu pulang duluan aja." jawab Sani
"yakin?? kalau aku bisa nunggu, aku tunggu deh." kataku
"ok deh, da..." jawab Sani
Setelah mendengar jawaban dari Sani, aku langsung menuju kelasku. Saat masuk kelas aku tersenyum lebar, ya karena aku memang sangat senang. Teman-teman ku hanya bisa heran melihat tingkahku yang tidak seperti biasanya ini.
*
Semua kelas kuliahku hari ini sudah selesai, karena aku yang mengantar Sani pulang jadi aku harus menunggu dia selesai kuliah. Sekarang jam di tangan ku menunjukkan pukul dua siang. Mungkin masih agak lama Sani keluat dari kelasnya, jadi aku memutuskan untuk menunggu di ruang musik yang sering aku kunjungi karena aku anggota dari klub musik di kampus ini. Ternyata di ruang musik tidak ada orang, jadi aku lebih bebas untuk melakukan apapun. Aku mengambil gitar yang ada di pojok ruangan ini, aku memainkan beberapa lagu dan menyanyikannya. Tiba-tiba aku terpikir untuk membuat sebuah lagu, ya sudah lama aku tidak menulis lagu. Kebetulan aku mendapat inspirasi membuat lagu tentang cinta, mungkin karena aku sedang menyukai Sani. Sudah beberapa baris lirik yang kutulis, tiba-tiba hpku bergetar.
From Sani :
Aku sudah selesai, kamu ada di mana ya? biar aku yang ke sana.
To Sani :
Aku di ruang musik. ok aku tunggu di sini.
Sambil menunggu Sani datang, aku melanjutkan menulis lirik lagu. Tidak lama, aku mendengar suara pintu terbuka. Ternyata Sani cepat sekali datangnya.
"kamu sedang apa di sini, sepertinya aku tak pernah dengan kamu ikut klub musik?" tanya Sani
"aku ikut klub musik, wah kamu ini ketinggalan berita" jawabku
"ow, aku baru tahu. wah berarti kamu bisa main musik dong, coba tunjukkan!" suruhnya
"wah, main lagu apa ya?" tanya ku
"terserah kamu, yang sering kamu mainkan aja" suruhnya lagi
"oh deh" jawabku sambil memainkan lagu

When I see your face
There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile

The whole world stops and stares for a while
'Cause girl you're amazing
Just the way you are



"wah.... bagus banget mainnya." kata Sani sambil bertepuk tangan setelah aku menghentikan permainanku
"ah. biasa aja kog. nggak ada yang bagus. eh pulang yuk. kamu pasti capek kan? " kata ku
"ah. pokoknya bagus. wah, padahal masih pingin denger kamu nyanyi. tapi ya udah deh." jawabnya sambil melangkah ke luar. aku juga mengikutinya sambil memasukan kertas berisi lirik lagu ku, tiba-tiba Sani menoleh ke arah ku dan melihat kertas yang ku bawa.
"apa itu ?  boleh aku tahu ?" tanya nya

"oh ini lirik lagu." jawabku
"lirik lagu? lagunya siapa? sini lihat!" tanyanya lagi sambil mengambil kertas itu dari tangan ku
"ah... itu lagu buatan ku, tapi belum selesai" jawabku malu
"wah, selain bisa main musik. ternyata kamu juga bisa buat lirik lagu. eh ini liriknya tentang orang jatuh cinta ya. aku pernah denger, lagu itu bisa ngungkapin perasaan yang buat lho. Jangan-jangan kamu lagi jatuh cinta ya? hayo sama siapa? Digo nggak pernah cerita ya sama aku." kata Sani
Kata-kata yang ia lontarkan benar-benar mengagetkan ku. Bagaimana aku memberitahumu kalau orang itu kamu.
"ah iya. ada deh. nanti kamu juga tahu." jawabku sedikit gugup.
"eh tapi belum ada judulnya ya? kira-kira kamu mau kasih judul apa?" tanyanya lagi
"aku belum tahu. kalau kamu mau, kamu bisa bantu aku kasih judul lagu itu. tapi kalau aku sudah selesai menulisnya." jawabku. Entah kekuatan dari mana yang mendorongku untuk mengatakan itu.
"wah. benar kah, kalau begitu aku tunggu semua lirikmu jadi" katanya
Sungguh tak kusangka dia akan menjawab seperti itu. Aku mengantar Sani pulang, dan setelah sampai kosku aku langsung menyelesaikan lirik laguku dan nada lagu itu.
*
Pagi ini aku merasa sangat bersemangat, aku ingin segera bertemu dengan Sani. Lirik laguku sudah selesai, dan aku ingin minta pendapatnya, meminta judul yang pas untuk lagu ini. Dari bangun tidur tadi, tak henti-hentinya aku tersenyum. Mungkin orang-orang yang melihatku pagi ini, sudah mengira aku orang gila. Aku berangkat ke kampus lebih pagi dari jadwal kuliahku, karena Sani masuk lebih dulu dari aku. Aku sudah hafal jadwal Sani, karena aku biasa mengantarnya. Namun hari ini dia memintaku untuk tidak mengantarnya, aku tidak tahu kenapa. Aku sudah di kampus sekarang, dari tadi mataku mencari-cari sosok Sani. Biasanya dia ada di dekat sini sebelum masuk kelas, atau mungkin dia sudah masuk ke kelasnya. Lebih baik aku sms Sani saja.
To Sani :
Kamu ada di mana? apa bisa ketemu hari ini? ada yang mau aku tunjukan nih.
Tapi pesan itu tak dibalas olehnya, padahal biasanya dia langsung membalas pesan dari teman-temannya dengan cepat. Ada apa dengan dia hari ini, kenapa jadi aneh. Lebih baik aku masuk ke kelas sekarang dan nanti setelah kelas ini aku mencari Sani lagi. Selama di kelas, entah kenapa aku jadi tidak bisa fokus. Aku terus bertanya-tanya di mana Sani, kenapa dia tidak bilang padaku. Aku tahu, aku hanya teman yang baru ia kenal beberapa bulan yang lalu. Tetapi dia tak pernah seperti ini sebelumnya.
Selesai kelas, aku kembali mencari Sani, aku coba bertanya pada teman-teman kelasnya. Mereka bilang Sani langsung pergi setelah selesai kelas paginya, tapi tak ada yang tahu Sani ada di mana. Aku memutuskan pergi ke kantin, karena aku lapar setelah mencari-cari Sani. Di kantin aku bertemu teman-temanku, mungkin mereka tahu Sani ada di mana.
"Luna, kamu tahu Sani ada di mana nggak ? seharian ini aku nyari dia nggak ketemu" tanyaku pada Luna
"hah, kamu nggak salah tanya aku, bukannya biasanya dia sama kamu ya?" jawab Luna
"ia sih, tapi hari ini dia nggak bareng aku." kataku
"lha terus kamu ada apa nyari dia? kangen?" tanya Doni yang mengagetkanku, tidak mungkin kalau aku jujur.
"ah, itu. aku ada urusan. maka itu aku cari Sani. masa sih kalian nggak ada yang tahu atau lihat dia di mana gitu tadi? kata ku berharap
"tadi sih aku lihat dia di taman sebelah situ sebelum ke sini. tapi itu udah dari tadi, kan aku udah lama di sininya." jawab Erick sambil menunjuk taman yang tidak jauh dari kantin.
"oh. ok deh makasih. aku bakal nyari dia di sekitar situ." kata ku.
Aku berjalan menuju taman yang ditunjuk Erick tadi. Aku mencari-cari sosok Sani tetapi susah, karena di taman ini banyak sekali mahasiswa yang berkeliaran. Setelah beberapa menit, akhirnya aku menemukan sosok Sani yang sedang duduk di salah satu kursi taman ini.
"Sani....." panggil ku, tapi sepertinya dia tidak mendengarnya. Aku mendekat ke arahnya dan mengeluarkan kertas berisi lirik lagu yang aku tulis. Ku panggil sekali lagi Sani.

"Sani..." ia sepertinya mendengar panggilanku, matanya tampak mencari-cari sosok ku. kulambaikan tangan ku, mempermudah Sani menemukanku. Namun tak lama, datang laki-laki bertubuh tinggi, putih, dan wajahnya lumayan tampan mendekati Sani sambil membawa dua minuman kaleng. Dan sekarang laki-laki itu duduk di sebelah Sani sambil menyampirkan tangannya di pundak Sani. Siapa laki-laki itu, mengapa ia begitu dekat dengan Sani, mengapa Sani terlihat sangat senang. Aku belum pernah melihat Sani sesenang ini, aku mematung di tempat aku berdiri. Sampai dua sosok yang aku perhatikan pergi sambil bergandengan tangan mesra. Kertas berisi lirik yang aku genggam kini sudah kusut, karena cengkraman tangan ku yang kuat akibat menahan emosi.
Aku pulang ke kos ku dengan perasaan marah, sedih dan bingung. Sungguh aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Seharusnya hatiku tak berhak untuk seperti ini, dia hanya temanku bukan pacarku. Dia berhak memilih siapa pun yang dia suka. Aku seharusnya tidak seperti ini, tetapi aku tidak bisa menahannya. Aku tidak bisa mengkontrolnya, benar-benar Igo yang payah. Dari aku melihat Sani sampai malam ini, aku hanya terlarut dalam kesedihanku.


Lagu Tak Berjudul
by Igo


Matahari pagi yang bersinar, itu seperti kamu.
Kau cahaya yang selalu membangunkan tidurku.
Mungkin ini seperti anak kecil, tapi aku menyukainya.
Ketika mata kita bertemu, aku tak punya keinginan lain.
Aku hanya ingin melihatmu


Gadis, aku mencintaimu. Sungguh mencintaimu.
Dari awal kita bertemu, di taman yang indah itu.
Senyuman khas bidadari yang tunjukkan
Selalu membuat hati yang sepi ini menjadi ramai
Ratusan kembang api, seperti menyala dalam hatiku dan dadaku.


reff:
Aku ingin bicara padamu
Hanya sekali saja
Aku mohon kau dengarkan aku dengan serius
Aku mencintaimu, sungguh mencintaimu gadis
Kau adalah satu-satunya
Kau adalah segalanya


Aku tak akan tahu, bagaimana hidupku tanpa dirimu
Mungkin hatiku akan merasa kesepian
Cintaku padamu takkan berubah
Bisakah kau disisiku
Menjadi pacarku
Aku mencintaimu gadis.


NB : (lyrics by Adiana Nayogyani. Inspiration from Hana-SHINee and Boyfriend-Boyfriend)