Lagu Kebahagiaan
Hari ini pementasan klub kampus diadakan, aku mendapat jatah
tampil di akhir acara jadi aku masih bisa duduk di depan panggung menikmati
acara ini. Berbagai tampilan dari
klub-klub kampus bergantian tampil di atas panggung, dan sekarang klub tari
akan segera tampil. Ya siapa lagi kalau bukan Sani yang aku tunggu, ia terlihat
lebih cantik menggunakan kostum panggungnya. Alunan musik mengawali masuknya
Sani ke panggung, ia menari dengan baik dan gemulai. Kemudian Leo masuk
panggung dan menari bersama Sani, mereka tampak serasi. Semua yang melihat
tampilan Sani tampak menikmati dan terkesima, detik berikutnya mereka semua
berdiri sambil bertepuk tangan. Penampilan Sani telah selesai, dan itu tandanya
aku harus segera ke belakang panggung karena setelah ini giliranku untuk
tampil.
Saat aku sampai di belakang panggung aku melihat Sani dan dia
melihatku kemudian menghampiriku.
“Kamu mau
tampil juga ya?” tanyanya
“Ia, tarian
mu tadi bagus.” Kataku dan disambut senyum manisnya
“Terima
kasih, tapi tampilanmu pasti akan lebih bagus. Aku keluar dulu ya, aku akan
melihatmu dia panggung sana. Berikan yang terbaik.” Katanya sambil tersenyum
lagi.
Aku tak
percaya dengan apa yang aku rasakan barusan, Sani dia menyemangatiku rasanya
seperti sedang terbang. Aku tersenyum dan mempersiapkan diri untuk tampil.
Aku sudah di
atas panggung berdiri dekat piano dan menghadap ke arah penonton.
“Selamat
sore semua, sore hari ini saya akan membawakan lagu ciptaan saya sendiri, lagu
ini untuk seseorang yang saya sayangi dan dia ada di antara kalian semua. Selamat
menikmati penampilan saya.” Riuh tepuk tangan penonton setelah aku mengakhiri
kata-kataku dan kini aku sudah duduk di hadapan piano.
Lagu Tak Berjudul
by Igo
Matahari pagi yang bersinar, itu seperti kamu.
Kau cahaya yang selalu membangunkan tidurku.
Mungkin ini seperti anak kecil, tapi aku menyukainya.
Ketika mata kita bertemu, aku tak punya keinginan lain.
Aku hanya ingin melihatmu
Gadis, aku mencintaimu. Sungguh
mencintaimu.
Dari awal kita bertemu, di taman
yang indah itu.
Senyuman khas bidadari yang
tunjukkan
Selalu membuat hati yang sepi ini
menjadi ramai
Ratusan kembang api, seperti menyala
dalam hatiku dan dadaku.
reff:
Aku ingin bicara padamu
Hanya sekali saja
Aku mohon kau dengarkan aku dengan serius
Aku mencintaimu, sungguh mencintaimu gadis
Kau adalah satu-satunya
Kau adalah segalanya
Aku tak akan tahu, bagaimana hidupku tanpa dirimu
Mungkin hatiku akan merasa kesepian
Cintaku padamu takkan berubah
Bisakah kau disisiku
Menjadi pacarku
Aku mencintaimu gadis.
Sesaat
setelah aku mengakhiri penampilanku, semua yang menonton kembali bertepuk
tangan. Aku menunduk hormat kemudian kembali ke belakang panggung. Saat aku
hendak keluar aku merasa ada sms yang masuk, ku hentikan langkahku dan membuka
pesan.
From :
Sani
Temui aku di taman dekat kantin
Aku
tersenyum tapi tak membalas pesannya, langsung ku langkahkan kakiku menuju
taman dekat kantin. Sebelum aku sampai ada tangan seseorang yang menarikku, dan
ternyata Marissa.
“Penampilanmu
sungguh luar biasa bagus, lagu itu untuk siapa? Sani?” katanya
“Terima
kasih, tapi maaf aku sedang ada urusan jadi tak ada waktu membahasnya” ucapku
sedikit tak suka
“Kau
masih menyukai Sani, bukankah kamu tadi lihat kalau dia terlihat cocok dengan
Leo. Mereka sudah seperti pacaran” Katanya lagi.
“Sudah
aku bilang Marissa, aku sedang ada urusan.”
“Kenapa sih
aku nggak pernah lihat aku, aku selalu ada buat kamu Igo.”
“Maaf”
katanya lalu melangkahkan kaki.
“Aku suka
kamu Adigo Christian Pratama!” aku berbalik dan kembali menghampiri Marissan.
“Terima kasih sudah suka aku, tapi maaf aku tak punya perasaan yang sama”
aku beranjak, kali ini benar-benar pergi menuju taman.
“Sani” panggilku ketika aku sudah berada di taman.
“Oh, Igo sini.” aku menghampirinya dan duduk di sebelahnya.
“Ada apa minta ketemu di sini?”
“Em, sebelumnya penampilanmu tadi bagus banget, penghayatanmu pas sama
lagunya.”
“Terima Kasih, tapi menurutku biasa aja kok”
“Ih, sok merendah deh kamu. Emang beneran
bagus kok.”
“Iya deh iya. Terus kenapa aku
di suruh ke sini?”
“Kenapa ya? Tar juga tau. Eh,
lagu tadi buat siapa? Nggak bilang-bilang suka sama anak kampus sini.”
“Siapa yang nggak bilang, udah pernah bilang kok. Kamu aja yang lupa”
“Siapa yang nggak bilang, udah pernah bilang kok. Kamu aja yang lupa”
“Tapikan kamu nggak pernah
sebut namanya”
“Nggak penting, udah buruan
mau ngapain di sini?”
“Ih gitu. Nggak sabar banget
sih, emang mau kemana? Kita juga udah lama nggak ngobrol bareng kayak gini,
kamu tahu sendiri kita sibuk masing-masing”
“Oh, berarti kamu kangen sama
aku. Ya kan ?” Yap , pipinya merah, pasti dia kangen sama aku.
“Kamu sama kamu, Cuma segini
tau” katanya sambil menyatukan unjung jari jempol dan telunjukknya.
“Yakin nggak kangen sama Adigo
yang ganteng ini?”
“Pede banget! Ganteng juga Leo”
“Iya tahu Leo emang ganteng” kataku datar dan tak bersemangat.
“Aku ngajak kamu ke sini, mau tanya tentang lagu yang kamu nyanyiin
tadi. Apa lagu tadi itu, lagu yang dulu kamu tunjukin ke aku?”
“Iya, kenapa?”
“Bagus, pasti cewek yang kamu maksud di panggung tadi seneng kamu bikin
lagu buat dia”
“Cewek itu kamu” Sani menoleh padaku
“Maksudnya?”
“Aku suka sama kamu..... bukan aku sayang sama kamu” Sani memandangku
heran “Aku cuma bilang, kamu nggak usah heran gitu deh” aku mencairkan suasana
yang hening ini.
“Kalau aku juga punya perasaan yang sama?” tanya Sani
“Ya kita pacaran, tapi kan..” kata-kataku terputus
“Iya, aku juga sayang sama kamu” Tak percaya dengan apa yang barusan di
katakan Sani, tapi setelah itu aku langsung memeluknya.
“Udah malem, kamu pulang sama siapa?” tanyaku pada Sani
“Sama pacarku kalau dia bersedia nganter”
“Aku kira bakal pulang sama yang lebih ganteng dari aku”
“Hahaha. Maksud kamu Leo” aku mengangguk “Leo udah punya pacar tahu”
“Punya pacar? Bukannya kamu sering
pulang sama dia, emang pacarnya nggak marah gitu?”
“Enggaklah, kan pacarnya sepupu aku.”
“Oh gitu, ya udah ayo pulang”
“Jadi pacar aku mau anterin pulang nih critanya”
“Enggak.... Ya iya lah” kami berjalan ke parkiran dengan tersenyum
Inilah akhir dari cerita kami, tapi ini bukan akhir karena masih ada
kisah selanjutnya yang tak dapat kami ceritakan.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar